Ihsan mendekatkan perangkat mobile-nya ke lembaran bergambar tugu monas. Beberapa detik kemudian muncullah animasi 3D monas dengan iringan suara yang menjelaskan profil tugu tersebut. Sontak, dengan wajah berbinar, ia berseru, “Sukses”. Begitulah, timnya telah berhasil membuat prototipe aplikasi berteknologi Augmented Reality (AR) berbasis Android.
Adalah Ihsan Nur Yasin, Arja Fadhlin Oktavian, dan Adimasi Tri Saputra, para siswa yang membangun aplikasi AR tersebut. Tergabung dalam tim AR_SMKIS1, Ihsan dan kawan-kawannya yang berasal dari jurusan Animasi SMK Islam 1 Durenan berjuang selama kurang lebih satu bulan dalam ajang Kamp Kreatif SMK Indonesia (KKSI) 2020 bidang Augmented Reality-Vitual Reality.
Hasilnya, dari tangan kreatif mereka lahirlah AR application dengan nama Indonesia Landmark. App berbasis AR ini merupakan lompatan baru bagi mereka dan juga aplikasi AR pertama di Trenggalek yang dikembangkan oleh siswa SMK. Tak heran, dengan capaian produk ini, Ihsan dan rekan setimnya merasa sangat bangga.
Ditemui di sela-sela uji coba AR, Jumat (4/12), Ihsan menegaskan bahwa butuh ketekunan dan ketelitian dalam membangun aplikasi ini. “Perlu ketekunan. Mulai dari desain interface-nya, desain material 3D, hingga setting dan pemrogramannya. Selain tekun, harus teliti juga karena bermain code,” tutur Ihsan.
Mengingat banyaknya alur yang perlu dilalui, lanjut Ihsan, pengerjaan proyek dilakukan dengan cara berbagi peran. “Saya bersama Adimas bagian membuat 3D dengan efek animasinya. Sedangkan interface, alur program, dan pemograman diserahkan kepada Arja,” ungkap ketua kelas XI ANM tersebut.
Selama pengerjaan, banyak suka duka yang mereka rasakan. Baik dari segi skill karena mereka harus belajar dari nol, dari segi waktu karena mereka harus sering masuk meski teman-teman lain belajar secara daring, dan tak ketinggalan tekanan secara psikologi karena ini adalah kompetisi yang pertama. “Tiap hari masuk untuk progress meskipun sedikit kemajuan yang dicapai. Selain itu, kita agak nekat juga. Ini lomba pertama, ndak tahu apa itu AR tapi langsung bersaing dengan SMK-SMK favorit level nasional,” terang Ihsan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Arja sebagai penanggung jawab interface dan pemrograman. Arja mengaku awalnya merasa pesimis. Apalagi peran yang ia pegang sangat jauh dari Animasi. “Disuruh mrogram. Sempat down juga. Tapi, saya tetap berusaha belajar sedikit-sedikit dengan dibantu pembimbing,” tuturnya.
Ke depan, Arja berharap, ia bersama rekan timnya bisa menciptakan beraneka ragam aplikasi AR berbasis Android yang bisa dinikmati oleh orang lain. “Ingin membuat sesuatu yang bermanfaat tentunya. Kalau project yang sekarang untuk lomba dan prototype,” ungkap Arja.
Untuk diketahui, aplikasi AR Indonesia Landmark milik tim AR_SMKIS1 merupakan aplikasi yang berisi tentang profil bangunan landmark yang ada di Indonesia. Ada lima bangunan yang masuk dalam database prototype ini, yakni Monas, Borobudur, tugu Jogja, Pura, dan monumen Gumul. Teknis pengorasiannya pun cukup mudah. Ketika aplikasi AR berjalan, kita tinggal meletakkan gambar yang ingin diketahui profilnya di bawah kamera mobile. Dari scan kamera tersebut, muncul animasi 3D dengan iringan suara penjelasan profil bangunan dalam bahasa Inggris.(*/lf)