Satuan Komunitas (Sako) Ma’arif NU jadi organisasi pramuka inovatif. Banyak gagasan-gagasan baru tumbuh dari Sako Ma’arif NU yang diaktualisasikan dalam kegiatan kepramukaan. Baik tingkat nasional, wilayah, cabang dan gugus depan dinamis yang melahirkan giat baru yang jadi inspirasi bagi organisasi lain.
Demikian disampaikan Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ka Supriyadi dalam kegiatan Karang Pamitran Sako Ma’arif NU, Kamis (10/12/2020). Ka Supriyadi hadir mewakili Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) Geraka Pramuka Ka Budi Waseso yang berhalangan hadir.
Karang Pamitran diselenggarakan secara virtual diikuti oleh seluruh ketua wilayah dan cabang Sako Ma’arif NU di seluruh Indonesia. Selain Kwarnas, hadir pula Deputi Kepemudaan Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh.
Acara dimulai pada pukul 13.00 WIB diawali oleh Sambutan Ketua Sako Ma’arif NU Pusat KH Muchsin Ibnu Djuhan, kemudian dilanjutkan dengan Ketua Mabi Sako Ma’arif NU Pusat KHZ Arifin Junaidi sekaligus membuka Karang Pamitran tahun 2020.
Ka Supriyadi menilai, gerakan Sako Ma’arif NU telah memberikan spirit bagi organisasi Sako lainnya, tidak hanya dalam bentuk kemah yang diselenggarakan secara rutin dan besar, tapi juga giat-giat kepramukaan yang menggeliat di tubuh Sako Ma’arif NU.
“Giat pioneering digagas Ma’arif NU memberikan warna baru kegiatan-kegiatan kepramukaan di Indonesia. Giat ini baru pertama di Indonesia telah diadopsi oleh Sako (Satu Komunitas) lainnya,” ujar Ka Supriyadi dalam paparannya.
Supriyadi mengapresiasi gagasan baru dari Sako Ma’arif NU. Dalam pandangannya, lahirnya gagasan giat pioneering yang diadopsi Sako lainnya hal wajar. Karena Sako Ma’arif NU tumbuh dan besar dalam kantong-kantong lembaga yang berbasis pesantren.
Lebih jauh Supriyadi menyebutkan, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka berharap besar pada Sako Ma’arif NU untuk terus melakukan inovasi-inovasi baru dalam konteks kepramukaan. Peluang tersebut sangat terbuka bagi Sako Ma’arif NU melihat sejarahnya.
“Kwarnas berharap peran Sako Ma’arif NU tidak hanya dalam konteks giat, tetapi juga lahirnya buku-buku panduan baru yang digali dari kepanduaan NU yang besar,” ujar Ka Supriyadi.
Selain itu, sambung Ka Supriyadi, peran yang juga dapat dilakukan Sako Ma’arif NU adalah menggagas terselenggaranya kemah internasional. “Saya secara pribadi berharap Sako Ma’arif NU mulai menginisiasi kemah internasional, minimal tingkat Asia Pasifik,” sambung Ka Supriyadi.
Sementara itu, Deputi Kepemudaan Kemenpora Asrorun Ni’am Sholeh menegaskan, peran Sako Ma’arif NU dalam membentuk karakter bangsa cukup strategis. Sebagai organisasi kepanduaan, Sako Ma’arif NU telah jadi wadah untuk membina dan meningkatkan kualitas pemuda.
Menurut Ni’am, setidaknya ada tiga hal dapat dijadikan acuan Sako Ma’arif NU menggerakkan organisasinya. Tiga hal tersebut adalah komitmen penguatan ideologi Pancasila, komitmen penguatan kepemimpinan (leadership), dan komitmen penumbuhan kewirausahaan (entrepreneurship).
“Ketiga hal tersebut hendaknya jadi jangkar Sako Ma’arif NU dalam memperkuat tumbuhnya nasionalisme yang dapat dilaksanakan secara akselerasi, kolaborasi, dan internalisasi,” ujar Ni’am dalam diskusi bertema “Mempersiapkan Pramuka Penggerak Sako Ma’arif NU dalam Penanaman Nilai-nilai Aswaja An-Nahdliyyah.”
Karang Pamitran Sako Ma’arif NU untuk kali pertama dalam sejarah kepramukaan dilaksanakan secara virtual mendapat sambutan luas dari seluruh wilayah dan cabang seluruh Indonesia. Sebanyak 637 peserta terdaftar melalui bitly, namun yang berhasil gabung Karang Pamitran Zoom sebanyak 391.
Kegiatannya meliputi empat bagian. Diawali pembukaan oleh Ketua Mabi Sako Ma’arif NU KHZ Arifin Junaidi, kemudian dilanjutkan diskusi dipandu oleh Sekretaris Mabi Harianto Oghie, praktek baik Sako Ma’arif NU Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat dipandu Sekretaris Sako oleh Soleh Abwa, dan pembacaan hasil Karang Pamitran oleh Wakil Sekretaris Sako Ma’arif NU Yanto Bashri. Sementara pembawa acara oleh Neneng Rahmawati. (YB)
Sumber : maarifnu.org