Di tengah cepatnya perubahan dan tantangan pendidikan nasional yang semakin kompleks, Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul Ulama Jawa Timur mengambil langkah strategis dengan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) pada Sabtu (3/5) di Aula KH. Hasyim Asy’ari, Kantor PWNU Jawa Timur. Mengusung tema Satukan Energi, Kuatkan Kolaborasi: Menuju Pendidikan Ma’arif NU yang Berdaya Saing, rakorwil tahun ini bukan hanya sebatas forum koordinasi, melainkan menjadi momentum penting untuk menyatukan energi, mempererat kolaborasi, dan memperkuat kesadaran bersama akan tanggung jawab besar dalam membangun sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Kegiatan ini dihadiri oleh para pengurus LP Ma’arif dari berbagai cabang se-Jawa Timur dan dibuka oleh Wakil Sekretaris PWNU Jawa Timur, Prof Dr H Babun Suharto SE MM. Dalam pandangannya, penguatan sinergi antara PWNU dan LP Ma’arif di berbagai tingkatan merupakan kunci menjawab persoalan pendidikan keumatan yang tidak sederhana. Kolaborasi yang intens dan terbuka, menurutnya, sangat dibutuhkan demi lahirnya kebijakan yang solutif dan berkeadilan di lingkungan Ma’arif.
Sementara itu, Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Timur, Prof Masdar Hilmy SAg MA PhD, menegaskan bahwa dinamika pendidikan saat ini memerlukan sikap inklusif dan kebersamaan yang kuat. Ia mengajak seluruh pengurus dan pelaku pendidikan Ma’arif untuk melepaskan sekat ego sektoral yang selama ini kadang menghambat laju gerakan pendidikan Islam berbasis Nahdlatul Ulama.
Prof Masdar juga menggarisbawahi pentingnya membangun kemitraan sejajar antara struktur LP Ma’arif di wilayah dan daerah. Menurutnya, tanggung jawab dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas tidak bisa dipikul secara parsial. “Problem pendidikan adalah problem kita bersama,” tandasnya, mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan hanya akan terwujud bila seluruh pihak berjalan dalam irama dan tujuan yang sama.
Menariknya, Rakorwil kali ini juga dirangkaikan dengan dua agenda penting lainnya, yakni pelantikan Sako Pramuka Ma’arif NU Daerah Jawa Timur masa khidmat 2025–2029 serta Simposium Pendidikan yang menghadirkan berbagai pemikiran baru untuk pengembangan pendidikan Ma’arif ke depan. Kedua kegiatan tersebut mempertegas semangat integratif antara pembinaan karakter, wawasan kebangsaan, dan penguatan akademik di lingkungan pendidikan Ma’arif.
Melalui Rakorwil ini, LP Ma’arif Jawa Timur kembali meneguhkan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan yang tidak hanya menjaga nilai-nilai keislaman dan kebangsaan, tetapi juga aktif melakukan refleksi dan inovasi. Upaya ini sekaligus menjadi pesan penting bahwa dalam menghadapi disrupsi teknologi, tantangan global, dan tuntutan dunia kerja yang berubah cepat, pendidikan Ma’arif NU tetap mampu menjaga relevansi dan daya saingnya.
Dengan semangat kolaboratif yang terus dirawat dan diperkuat, LP Ma’arif NU Jawa Timur membuka ruang harapan: bahwa pendidikan berbasis nilai, yang dirancang dengan visi kebangsaan dan keummatan, masih sangat mungkin menjadi alternatif utama dalam membangun peradaban bangsa.(*)




 
                                    
